Translate

Rabu, 15 Mei 2013

Sepuluh Prinspi Ekonomi

Sepuluh Prinspi Ekonomi dan Contohnya
1.      Orang menghadapi tradeoff
Ketika setiap orang dihadapkan pada pertukaran (tradeoff), maka dalam membuat suatu keputusan ia harus merelakan sesuatu hal untuk suatu tujuan. Dengan demikian Tradeoff yang harus dihadapi sangatlah penting karena semua orang akan dapat mengambil keputusan terbaik jika semua pilihan yang ada dimengerti dengan baik. Tradeoff yang dihadapi masyarakat adalah effisiensi artinya masyarakat mendapatkan hasil optimal  dari sumberdaya langka yang ada. Dan pemerataan(equity) yaitu pembagian hasil yang merata dari sumberdaya langka tersebut terhadap masyarakat.
Contoh: Seorang yang lebih memilih membelikan semua uangnya untuk membeli baju, maka dia harus merelakan kesempatan untuk membeli makanan demi memeuhi kebutuhan akan gizinya. Dan saat seseorang memilih belajar, maka orang tersebut telah kehilangan kesempatan untuk mengerjakan hal lainnya seperti bermain futsal, sepeda atau jalan-jalan.
2.      Biaya adalah apa yang anda korbankan untuk mendapayka sesuatu
biaya adalah apa yang kita korbankan untuk mendapatkan sesuatu dalam ilmu ekonomi biasa disebut sebagai opportunity cost. Karena semua orang mengahadapi trade off, maka untuk mengambil keputusan kita harus membandingkan biaya dan manfaat dari setiap tindakan yang akan dilakukan.
Contoh: Seorang dosen yang lebih memilih untuk mengajar di kampus dan berhenti menjalankan usaha mie ayamnya yang selama ini digeluti.
3.      Orang Berpikir Secara Rasional
       Artinya saat seseorang menentukan keputusan atau pilihan, orang tersebut bekerja pada pikiran rasional. Seperti pada contoh, individu dan perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan yang lebih baik, dengan cara berpikir pada batas-batas. Seorang pengambil keputusan yang rasional akan bertindak, jika dan hanya jika, keuntungan dari tindakan tersebut melebihi biaya marginalnya.Saat menghadapi pilihan untuk melanjutkan sekolah (s2) atau mecari kerja. Yang ia pikirkan adalah apa keuntungan dari melanjutkan sekolah yaitu pengetahuan, pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan lebih bersar. Atau memilih mencari kerja dengan keuntungan yaitu lebih cepat memiliki penghasilan sendiri. Dan kerugiannya, yaitu kehilangan hal-hal dari pilihan yang ia tinggalkan.
Contoh: Pada saat makan malam kita tidak harus memutuskan untuk berpuasa atau makan serakus mungkin, namun kita harus memilih apakah kita perlu menambah sesendok nasi atau tidak.
4.      Orang Tanggap Tehadap Insentif
         Seseorang biasanya akan lebih “aktif” saat seseorang tersebut mendapatkan keuntungan tambahan dari apa yang ia kerjakan. Karena manusia mengambil keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya, kebiasaan mereka akan berubah jika ada perubahan pada keuntungan atau biayanya.
Contoh: Ketika harga daging sapi naik, orang lebih cenderung membeli daging ayam karena harganya lebih murah. Pada saat bersamaan pengusaha daging sapi akan menjual lebih banyak daging sapi karena dapat keuntungan yang lebih tinggi.

5.      Perdagangan Menguntungkan Semua Pihak

       Pada prinsip ini yang paling ditonjolkan adalah spesialisasi, contohnya yaitu suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya produksi rendah, kemampuan produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu menjualnya ke Negara lain yang tidak optimal produksinya dari barang tersebut dan barang produksi yang tidak bisa dihasilkan secara optimal maka Negara tersebutpun akan membeli dari Negara lain yang produksinya lebih optimal. Perdagangan antar dua negara akan menguntungkan keduanya. Karena tidak akan lebih diuntungkan jika mengisolasikan diri dari yang lain. Perdagangan membuat semua orang berspesialisasi dalam keahlian mereka, seperti menjahit, memasak atau beternak. begitupun perdagangan antar negara.
Contoh: Negara Jepang yang mengeksport sepeda motor dan mobil buatannya ke negara Indonesia, ini akan menguntungkan kedua negara sebab Indonesia mendapatkan tekhnologi yang tidak bisa diproduksinya sendiri sedangkan Jepang mendapat penghasilan.

6.      Pasar Adalah Tempat Yang Baik Dalam Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi

     Dengan menggunakan jenis perekonomian pasar, keputusan-keputusan dari suatu perencanaan yang terpusat, digantikan oleh keputusan-keputusan dari jutaan perusahaan dan rumah tangga. Perusahaan memutuskan siapa yang akan dipekerjakan dan barang apa yang akan diproduksi, kemudian rumah tangga memutuskan akan bekerja di perusahaan mana dan akan membeli barang apa dari penghasilan mereka. Perusahaan dan rumah tangga saling berinteraksi di pasar, dimana harga dan kepentingan-kepentingan pribadi mempengruhi dan memandu keputusan-keputusan yang mereka buat. Ada yang harus diperhatikan dari kemampuan tangan tak tampak dalam memandu kegiatan ekonomi: Ketika pemerintah mencegah harga-harga menyesuaikan diri secara alamiah terhadap permintaan dan penawaran, kemampuan tangan tak tampak untuk mengkoordinasikan jutaan rumah tangga dan perusahaan yang menyusun perekonomian menjadi lumpuh. Hal ini menjelaskan mengapa pajak berdampak buruk pada alokasi sumber-sumber daya. Pajak merusak harga dan merusak keputusan-keputusan perusahaan dan rumah tangga. Hal ini juga menjelaskan dampak buruk berbagai akibat kebijakan yang langsung mengontrol harga.

7.      Pemerintah Kadang Mampu Meningkatkan Faktor Produksi

     Meskipun pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi, pasar tidaklah sempurna. Ada dua alasan umum bagi Pemerintah untuk melakukan intervensi di bidang ekonomi : Mendukung efisiensi dan pemerataan. Artinya, kebijakan-kebijakan pemerintah bertujuan untuk memperbesar kue ekonomi atau untuk mengubah cara pembagian kue itu. Tangan tak tampak perlu pemerintah untuk melindunginya.
Contoh: Seperti dalam kasus krisis perekonomian seperti sekarang dimana banyak perusahaan yang bangkrut dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat turun tangan dan menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan, dan menjaga kemampuan produksi sekaligus meminimalisir angka pengangguran dengan cara melakukan buyout, atau pembelian/pengambil alihan sebuah perusahaan oleh pemerintah. Walau begitu pemerintah tidak selalu harus melakukan hal tesebut.

8.      Standar Hidup Suatu Negara Bergantung Pada Kemampuannya Menghasilkan Barang Dan Jasa
Standar hidup dapat dikaitkan dengan perbedaan produktivitas negara-negara, yaitu besarnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dari satu jam kerja seorang pekerja. Di negara-negara dimana pekerja dapat menghasilkan jumlah barang dan jasa yang banyak persatuan waktu, sebagian besar masyarakatnya menikmati standar hidup  yang tinggi. Begitupun sebaliknya. begitu juga, tingkat pertumbuhan produktivitas suatau negara menentukan  tingkat pendapatan rata-ratanya. Hubungan produktivitas dan standar hidup punya dampak yang besar dan penting bagi kebijakan publik. Ketika dihadapkan pada pertanyaan bagaimana suatu kebijakan dapat mempengaruhi standar hidup, inti dari pertanyaan itu sebenarnya adalah bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi kemampuan kita untuk menghasilkan barang dan jasa. Untuk meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus meningkatkan produktivitas dengan cara memastikan bahwa para pekerjanya terdidik baik, memiliki peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa, serta memiliki akses ke teknologi terbaik yang tersedia.



9.      Harga-Harga Meningkat Jika Pemerintah Mencetak Uang Terlalu Banyak

       Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri, menyebabkan nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga yang berdampak pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik karena nilai dari uang tersebut menurun.
Contoh: Ketika BI mencetak uang terlalu banyak nilai dari Rp sendiri menurun

10.  Masyarakat Menghadapi Tradeoff jangka Pendek Antara Inflasi Dan Pengangguran

   Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat berlangsung menahun. Para pembuat kebijakan dapat mengeksploitasi trade off jangka pendek antara inflasi dengan pengangguran melalui beragam instrumen kebijakan. Dengan mengubah jumlah anggaran pembelanjaan negara, jumlah nilai pajak bagi pemerintah, dan jumlah uang yang dicetak, para pembuat kebijakan dapat memengaruhi dampak kombinasi inflasi dengan pengangguran yang sedang dialami perekonomian suatu negara.  Karena instrumen-instrumen pembuat kebijakan moneter dan fiskal memiliki kekuatan potensial yang besar, maka bagaimana instrumen-instrumen pembuat kebijakan moneter dan fiskal memiliki kekuatan potensial yang besar, maka bagaimana instrumen-instrumen tersebut dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk mengendalikan perekonomian selalu menjadi topik yang mengundang perdebatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar