Sepuluh Prinspi Ekonomi dan Contohnya
1. Orang menghadapi tradeoff
Ketika setiap orang dihadapkan pada pertukaran (tradeoff),
maka dalam membuat suatu keputusan ia harus merelakan sesuatu hal untuk suatu
tujuan. Dengan demikian Tradeoff yang harus dihadapi sangatlah penting karena
semua orang akan dapat mengambil keputusan terbaik jika semua pilihan yang ada
dimengerti dengan baik. Tradeoff yang dihadapi masyarakat adalah effisiensi
artinya masyarakat mendapatkan hasil optimal dari sumberdaya langka yang
ada. Dan pemerataan(equity) yaitu pembagian hasil yang merata dari sumberdaya
langka tersebut terhadap masyarakat.
Contoh:
Seorang yang lebih memilih membelikan semua uangnya untuk membeli baju, maka
dia harus merelakan kesempatan untuk membeli makanan demi memeuhi kebutuhan
akan gizinya. Dan saat seseorang memilih belajar, maka orang tersebut telah
kehilangan kesempatan untuk mengerjakan hal lainnya seperti bermain futsal,
sepeda atau jalan-jalan.
2.
Biaya
adalah apa yang anda korbankan untuk mendapayka sesuatu
biaya adalah apa yang kita korbankan untuk mendapatkan
sesuatu dalam ilmu ekonomi biasa disebut sebagai opportunity cost. Karena semua
orang mengahadapi trade off, maka untuk mengambil keputusan kita harus
membandingkan biaya dan manfaat dari setiap tindakan yang akan dilakukan.
Contoh:
Seorang dosen yang lebih memilih untuk mengajar di kampus dan berhenti
menjalankan usaha mie ayamnya yang selama ini digeluti.
3. Orang Berpikir Secara Rasional
Artinya
saat seseorang menentukan keputusan atau pilihan, orang tersebut bekerja pada
pikiran rasional. Seperti pada contoh, individu dan perusahaan dapat mengambil
keputusan-keputusan yang lebih baik, dengan cara berpikir pada batas-batas.
Seorang pengambil keputusan yang rasional akan bertindak, jika dan hanya jika,
keuntungan dari tindakan tersebut melebihi biaya marginalnya.Saat menghadapi
pilihan untuk melanjutkan sekolah (s2) atau mecari kerja. Yang ia pikirkan
adalah apa keuntungan dari melanjutkan sekolah yaitu pengetahuan, pekerjaan
yang lebih baik dan penghasilan lebih bersar. Atau memilih mencari kerja dengan
keuntungan yaitu lebih cepat memiliki penghasilan sendiri. Dan kerugiannya,
yaitu kehilangan hal-hal dari pilihan yang ia tinggalkan.
Contoh:
Pada saat makan malam kita tidak harus memutuskan untuk berpuasa atau makan
serakus mungkin, namun kita harus memilih apakah kita perlu menambah sesendok
nasi atau tidak.
4. Orang Tanggap Tehadap Insentif
Seseorang biasanya akan lebih “aktif” saat seseorang tersebut mendapatkan
keuntungan tambahan dari apa yang ia kerjakan. Karena manusia mengambil
keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya, kebiasaan mereka akan
berubah jika ada perubahan pada keuntungan atau biayanya.
Contoh:
Ketika harga daging sapi naik, orang lebih cenderung membeli daging ayam karena
harganya lebih murah. Pada saat bersamaan pengusaha daging sapi akan menjual
lebih banyak daging sapi karena dapat keuntungan yang lebih tinggi.
5. Perdagangan Menguntungkan Semua
Pihak
Pada prinsip ini yang paling ditonjolkan adalah spesialisasi, contohnya yaitu
suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya
produksi rendah, kemampuan produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu
menjualnya ke Negara lain yang tidak optimal produksinya dari barang tersebut
dan barang produksi yang tidak bisa dihasilkan secara optimal maka Negara
tersebutpun akan membeli dari Negara lain yang produksinya lebih optimal. Perdagangan
antar dua negara akan menguntungkan keduanya. Karena tidak akan lebih
diuntungkan jika mengisolasikan diri dari yang lain. Perdagangan membuat semua
orang berspesialisasi dalam keahlian mereka, seperti menjahit, memasak atau
beternak. begitupun perdagangan antar negara.
Contoh: Negara Jepang yang
mengeksport sepeda motor dan mobil buatannya ke negara Indonesia, ini akan
menguntungkan kedua negara sebab Indonesia mendapatkan tekhnologi yang tidak bisa
diproduksinya sendiri sedangkan Jepang mendapat penghasilan.
6. Pasar Adalah Tempat Yang Baik Dalam
Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi
Dengan
menggunakan jenis perekonomian pasar, keputusan-keputusan dari suatu
perencanaan yang terpusat, digantikan oleh keputusan-keputusan dari jutaan
perusahaan dan rumah tangga. Perusahaan memutuskan siapa yang akan dipekerjakan
dan barang apa yang akan diproduksi, kemudian rumah tangga memutuskan akan
bekerja di perusahaan mana dan akan membeli barang apa dari penghasilan mereka.
Perusahaan dan rumah tangga saling berinteraksi di pasar, dimana harga dan
kepentingan-kepentingan pribadi mempengruhi dan memandu keputusan-keputusan
yang mereka buat. Ada yang harus diperhatikan dari kemampuan tangan tak tampak
dalam memandu kegiatan ekonomi: Ketika pemerintah mencegah harga-harga
menyesuaikan diri secara alamiah terhadap permintaan dan penawaran, kemampuan
tangan tak tampak untuk mengkoordinasikan jutaan rumah tangga dan perusahaan
yang menyusun perekonomian menjadi lumpuh. Hal ini menjelaskan mengapa pajak
berdampak buruk pada alokasi sumber-sumber daya. Pajak merusak harga dan
merusak keputusan-keputusan perusahaan dan rumah tangga. Hal ini juga
menjelaskan dampak buruk berbagai akibat kebijakan yang langsung mengontrol
harga.
7. Pemerintah Kadang Mampu Meningkatkan
Faktor Produksi
Meskipun
pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi, pasar
tidaklah sempurna. Ada dua alasan umum bagi Pemerintah untuk melakukan
intervensi di bidang ekonomi : Mendukung efisiensi dan pemerataan. Artinya,
kebijakan-kebijakan pemerintah bertujuan untuk memperbesar kue ekonomi atau
untuk mengubah cara pembagian kue itu. Tangan tak tampak perlu pemerintah untuk
melindunginya.
Contoh: Seperti dalam kasus krisis perekonomian
seperti sekarang dimana banyak perusahaan yang bangkrut dan terjadi kegagalan
pasar, pemerintah dapat turun tangan dan menyelamatkan perusahaan tersebut dari
kebangkrutan, dan menjaga kemampuan produksi sekaligus meminimalisir angka
pengangguran dengan cara melakukan buyout, atau pembelian/pengambil alihan
sebuah perusahaan oleh pemerintah. Walau begitu pemerintah tidak selalu harus
melakukan hal tesebut.
8. Standar Hidup Suatu Negara
Bergantung Pada Kemampuannya Menghasilkan Barang Dan Jasa
Standar hidup dapat dikaitkan dengan perbedaan produktivitas
negara-negara, yaitu besarnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dari satu
jam kerja seorang pekerja. Di negara-negara dimana pekerja dapat menghasilkan
jumlah barang dan jasa yang banyak persatuan waktu, sebagian besar
masyarakatnya menikmati standar hidup yang tinggi. Begitupun sebaliknya.
begitu juga, tingkat pertumbuhan produktivitas suatau negara menentukan
tingkat pendapatan rata-ratanya. Hubungan produktivitas dan standar hidup
punya dampak yang besar dan penting bagi kebijakan publik. Ketika dihadapkan
pada pertanyaan bagaimana suatu kebijakan dapat mempengaruhi standar hidup,
inti dari pertanyaan itu sebenarnya adalah bagaimana kebijakan tersebut
mempengaruhi kemampuan kita untuk menghasilkan barang dan jasa. Untuk
meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus meningkatkan standar
hidup, para pembuat kebijakan harus meningkatkan produktivitas dengan cara
memastikan bahwa para pekerjanya terdidik baik, memiliki peralatan yang diperlukan
untuk menghasilkan barang dan jasa, serta memiliki akses ke teknologi terbaik
yang tersedia.
9. Harga-Harga Meningkat Jika
Pemerintah Mencetak Uang Terlalu Banyak
Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri,
menyebabkan nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga yang
berdampak pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik karena nilai dari
uang tersebut menurun.
Contoh: Ketika BI mencetak uang
terlalu banyak nilai dari Rp sendiri menurun
10. Masyarakat Menghadapi Tradeoff
jangka Pendek Antara Inflasi Dan Pengangguran
Tradeoff antara inflasi
dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat berlangsung menahun. Para
pembuat kebijakan dapat mengeksploitasi trade off jangka pendek antara inflasi
dengan pengangguran melalui beragam instrumen kebijakan. Dengan mengubah jumlah
anggaran pembelanjaan negara, jumlah nilai pajak bagi pemerintah, dan jumlah
uang yang dicetak, para pembuat kebijakan dapat memengaruhi dampak kombinasi inflasi
dengan pengangguran yang sedang dialami perekonomian suatu negara. Karena
instrumen-instrumen pembuat kebijakan moneter dan fiskal memiliki kekuatan
potensial yang besar, maka bagaimana instrumen-instrumen pembuat kebijakan
moneter dan fiskal memiliki kekuatan potensial yang besar, maka bagaimana
instrumen-instrumen tersebut dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan untuk
mengendalikan perekonomian selalu menjadi topik yang mengundang perdebatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar