FILSAFAT EKONOMI CINA
A. Periodisasi Atau Perkembangan Filsafat Cina
Pada perkembangan melewati rentan waktu panjang yang dilalui Filsafat di Cina, disini Filsafat Cina dapat dikategorikan ke dalam empat periode besar :
Pada perkembangan melewati rentan waktu panjang yang dilalui Filsafat di Cina, disini Filsafat Cina dapat dikategorikan ke dalam empat periode besar :
1.
Jaman Klasik
(600-200 S.M.)
Menurut tradisi, periode ini ditandai oleh seratus sekolah filsafat:seratus aliran yang semuanya mempunyai ajaran yang berbeda. Namun, kelihatan juga sejumlah konsep yang dipentingkan secara umum, misalnya “tao” (”jalan”), “te” (”keutamaan” atau “seni hidup”), “yen” (”perikemanusiaan”), “i” (”keadilan”), “t’ien” (”surga”) dan “yin-yang” (harmoni kedua prinsip induk, prinsip aktif-laki-laki dan prinsip pasif-perempuan). Sekolah-sekolah terpenting dalam jaman klasik adalah:
a.
Konfusianisme
Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”) hidup antara 551 dan 497 S.M. Ia mengajar bahwa Tao (”jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan.
Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (”yen”), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.
Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”) hidup antara 551 dan 497 S.M. Ia mengajar bahwa Tao (”jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan.
Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (”yen”), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.
b.
Taoisme
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (”guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang merupakan Tao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao. Kesadaran ini juga dipentingkan di India (ajaran “neti”, “na-itu”: “tidak begitu”) dan dalam filsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut “docta ignorantia”, “ketidaktahuan yang berilmu”).
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (”guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang merupakan Tao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao. Kesadaran ini juga dipentingkan di India (ajaran “neti”, “na-itu”: “tidak begitu”) dan dalam filsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut “docta ignorantia”, “ketidaktahuan yang berilmu”).
c.
Yin-Yang
“Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat Yang tertentu.
“Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentu dan derajat Yang tertentu.
d.
Moisme
Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “cinta universal”, kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan musik sebagai sesuatu yang tidak berguna,maka jelek.
Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “cinta universal”, kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan musik sebagai sesuatu yang tidak berguna,maka jelek.
e.
Ming Chia
Ming Chia atau “sekolah nama-nama”, menyibukkan diri dengan analisis istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ming Chia, yang juga disebut “sekolah dialektik”, dapat dibandingkan dengan aliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
Ming Chia atau “sekolah nama-nama”, menyibukkan diri dengan analisis istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ming Chia, yang juga disebut “sekolah dialektik”, dapat dibandingkan dengan aliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
f. Fa
Chia
Fa Chia atau “sekolah hukum”, cukup berbeda dari semua aliran klasik lain. Sekolah hukum tidak berpikir tentang manusia, surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik. Fa Chia mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali.
Fa Chia atau “sekolah hukum”, cukup berbeda dari semua aliran klasik lain. Sekolah hukum tidak berpikir tentang manusia, surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik. Fa Chia mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali.
Tentang keenam sekolah klasik tersebut, kadang-kadang dikatakan bahwa mereka berasal dari keenam golongan dalam masyarakat Cina. Berturut-turut: (1) kaum ilmuwan, (2) rahib-rahib, (3) okultisme (dari ahli-ahli magi), (4) kasta ksatria, (5) para pendebat, dan (6) ahli-ahli politik.
2.
Jaman Neo-Taoisme
dan Buddhisme (200 S.M.-1000 M.)
Bersama dengan perkembangan
Buddhisme di Cina, konsep Tao mendapat arti baru. Tao sekarang dibandingkan
dengan “Nirwana” dari ajaran Buddha, yaitu “transendensi di seberang segala
nama dan konsep”, “di seberang adanya”.
3. Jaman Neo-Konfusianisme (1000-1900)
Dari tahun 1000 M. Konfusianisme
klasik kembali menjadi ajaran filsafat terpenting. Buddhisme ternyata memuat
unsur-unsur yang bertentangan dengan corak berpikir Cina. Kepentingan dunia
ini, kepentingan hidup berkeluarga dan kemakmuran material, yang merupakan
nilai-nilai tradisional di Cina, sema sekali dilalaikan, bahkan disangkal dalam
Buddhisme, sehingga ajaran ini oleh orang dianggap sebagai sesuatu yang sama
sekali asing.
4.
Jaman Modern
(setelah 1900)
Sejarah modern mulai di Cina sekitar tahun 1900. Pada permulaaan abad kedua puluh pengaruh filsafat Barat cukup besar. Banyak tulisan pemikir-pemikir Barat diterjemahkan ke dalam bahasa Cina. Aliran filsafat yang terpopuler adalah pragmatisme, jenis filsafat yang lahir di Amerika Serikat. Setelah pengaruh Barat ini mulailah suatu reaksi, kecenderungan kembali ke tradisi pribumi. Terutama sejak 1950, filsafat Cina dikuasai pemikiran Marx, Lenin dan Mao Tse Tung.
Inilah
sejarah perkembangan filsafat China, yang merupakan filsafat Timur. Yang
termasuk kepada filsafat Barat misalnya filsafat Yunani, filsafat Helenisme,
“filsafat Kristiani”, filsafat Islam, filsafat jaman renaissance, jaman modern
dan masa kini
B.
Proses Terbentuknya Republik Rakyat China
Tanggal 1 Oktober 1949
Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina diperintah secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang dan setelah 1949 China menjadi sebuah wilayah yang dikuasai oleh idiologi komunis.
Pasca terjadinya Revolusi Rusia tahun 1917, komunisme tumbuh sebagai idiologi yang cocok dengan kondisi masyarakat petani dan dapat menumbangkan sebuah rezim yang tidak berpihak pada rakyat. Akhirnya pada tahun 1921 Partai Komunis China (PKC) berdiri atas desakan soviet. Pada awal berdirinya antara uomintang dengan PKC berjalan beriringan, bahkan anggota kuomintang juga anggota dari PKC. Setelah Perang Dunia II, wilayah yang tadinya diduduki oleh Jepang menjadi rebutan antara Kuomintang dengan PKC. Dengan PKC berusaha menduduki China utara dan tidak merebut kota-kota besar, sedangkan kuomintang berusaha menduduki kota-kota besar.
Tetapi mengenai wilayah manchuria kedua partai sama-sama bersikeras ingin menduduki wilayah itu. Ketegangan pun semakin meningkat, pada tahun 1947 kontak senjata antara nasionalis dengan komunis terjadi. Pada tahun 1948 dengan strategi “desa mengepung kota” kota Manchuria berhasil diduduki oleh Komunisme dibawah pimpinan Lin Piao. Setelah itu kota seperti Shantung, Tientsin, Peking juga berhasil diduduki. Dengan jatuhnya kota-kota tersebut Chiang Kai Sek dengan partai Kuomintang sadar bahwa dia tidak akan dapat bertahan lagi di China.
Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang yang dimulai dari tahun 1945 sampai pada 1949 mengakibatkan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.
C. Sistem perekonomian cina
1.
System
ekonomi komunis (Ekonomi Terencana Soviet 1949)
sejak berdirinya Republik Rakyat
Tiongkok (RRC) tahun 1949, pemerintah Tiongkok melaksanakan sistem ekonomi
berencana. Target-target perkembangan ekonomi di semua sektor direncanakan dan
disusun oleh lembaga-lembaga khusus negara. Dengan adanya sistem seperti ini,
ekonomi Tiongkok dapat berkembang mantap secara berencana dan terarah, namun
sistem itu sekaligus dengan serius telah membatasi vitalitas dan laju
perkembangan ekonomi.
Karena
terbatasnya laju perkembangan ekonomi, maka Mao Zedong dan Zhou Enlai yang
berkuasa saat itu kemudian mencanangkan program The Great Leap Forward (Lompatan
Besar ke Depan) pada 1958. Mereka berharap China menjadi negara industri maju
dalam waktu singkat. Titik beratnya adalah pembangunan ekonomi yang berfokus
pada industri mesin dan baja, juga produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan
domestik sekaligus ekspor.
Untuk
merealisasikannya, pemerintah mengambil-alih lahan pertanian pribadi dan
membentuk sistem pertanian komunal. Sementara ratusan juta pekerja dikerahkan
demi tujuan industrialisasi. Kepala daerah berlomba-lomba menyenangkan pusat
dan memfokuskan energi tenaga kerja di wilayah masing-masing untuk memproduksi
besi dan baja. Namun sayangnya program ini gagal total karena disisi lain
pertanian menjadi terbengkalai Hasil panen gandum yang melimpah pada tahun 1958
terpaksa dibiarkan membusuk di ladang, karena kaum pria yang seharusnya
bertugas memanennya dikerahkan bekerja di pabrik, sehingga menyebabkan
kelaparan yang luar biasa yang mengakibatkan ribuan korban jiwa. meskipun
laporan ke pusat produksi pangan berlimpah ruah. Namun ternyata laporan tentang
hasil produksi yang berlimpah ruah hanya bohongan belaka, dimana itu semua
bertujuan hanya untuk menarik perhatian dari pusat bahwa daerahnya telah
berhasil.
Setelah kegagalan ekonomi yang
dramatis pada awal 1960-an,
Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional
melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti
Mao zedong.
Mao zedong tetap
menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang
dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi,
Deng Xiaoping dan lainnya
yang memulai reformasi keuangan. (Mao Zedong wafat pada tahun 1976)
2. System ekonomi terpimpin dengan ciri china
komunis (1958-1978)
Eksploitasi manusia yang sering
terjadi di China telah dihilangkan dan diganti dengan sistem sosialis yang
menempatkan kaum pekerja dan masyarakat bawah sebagai subjek pembangunan China.
Sampai saat ini tujuan dari pemerintah China adalah meningkatkan institusi yang
berbasis paham sosialis, menggabungkan demokrasi dengan sosialisme,
meningkatkan sistem hukum sosialis termasuk memodernkan sistem perekonomian.
Salah satu ciri khas Sosialisme
China adalah sistem ekonomi berdasarkan paham sosialisme dimana produksi
dikuasai secara penuh oleh kelas pekerja dan warga negara dimana pemerintah
hanya bertugas melakukan konsolidasi terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Namun
pasal 11 juga mengatur bahwa negara melindungi sektor ekonomi swasta dengan
cara mengatur, membantu, dan mengawasi kegiatan ekonomi tersebut dengan cara
melakukan kontrol administratif. Sektor ekonomi swasta merupakan komplementer
dari sistem ekonomi sosialis China. Namun kegiatan ekonomi tersebut sangat
terbatas dan negara mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengawasi kegiatan
tersebut secara ketat. Ketentuan ini untuk menjaga sistem sosialis yang
memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menguasai kepemilikan lahan.
Pasal
24 ayat 2 Konstitusi China secara jelas menyatakan bahwa negara melarang semua
bentuk kapitalisme, feudalisme, dan semua ideologi yang menyamainya. Salah satu
caranya adalah negara mendukung adanya kecintaan warga negara terhadap tanah
air, rakyat, buruh, ilmu, sosialisme dan juga mengajarkan rakyat akan
pentingnya semangat patriotisme, colektifisme, internasionalisme dan komunisme
dalam kerangka dialektika dan sejarah materialisme.
Namun
system ekonomi terpimpin ini tidak memberikan kemajuan dan bahkan menyebabkan kekacauan.
3.
System
ekonomi pasar (1978-sekarang)
Pada periode kedua, karena kegagalan
demi kegagalan pada kebijakan dalam usaha meningkatkan ekonomi China, maka
timbul dua golongan dalam China yaitu Pragmatis dengan Dogmatis. Kedua golongan
ini berbeda dalam menafsirkan komunisme China yang tentunya berimplikasi pada
pengambilan kebijakan untuk memajukan ekonomi.
Pada periode yang ketiga merupakan batu
loncatan China menjadi sebuah negara seperti sekarang. “Kemenangan” kelompok
pragmatis mengakibatkan titik tolak reformasi China yang nantinya mengakibatkan
kemajuan China dalam bidang ekonomi.
China sebelum tahun 1978 merupakan
sebuah negara dengan dogma-dogma komunis sangat melekat pada kehidupan
bernegara, PKC merupakan sebuah partai tunggal dengan kongresnya sebagai
penentu arah kebijakan China. Hal ini berlangsung selama 30 tahun lebih. Tetapi
pada tahun 1978 setelah tokoh-tokoh penting golongan dogmatis wafat,
dogma-dogma komunisme yang kental seakan menguap begitu saja. Akhirnya timbul
sebuah reformasi, perubahan dari dogmatis ke arah pragmatis. Dengan banyaknya
tokoh dari golongan pragmatis dalam pemerintahan, maka sedikit demi sedikit China
berubah. Misalnya sudah adanya musyawarah, adanya Dewan Perwakilan Rakyat yang
disebut Kongres Rakyat, tidak ada lagi kekerasan dalam pergantian pemimpin.
Dua tokoh yang memiliki peranan
dalam perkembangan ekonomi China adalah Jiang Jemin (Presiden) dan Zhu Rongji
(Perdana Mentri). Jiang Jemin dan Zhu Rongji ini, merupakan dua orang yang
memperkenalkan sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar merupakan sistem
ekonomi yang memperbolehkan adanya kebebasan individu, negara hanya jadi
kontrol untuk setiap kegiatan ekonomi, sistem ekonomi yang digunakan pada
negara-negara kapitalis. China merupakan sebuah negara komunisme, tetapi
menerapkan sistem ekonomi yang bertentangan dengan dogma-dogma komunisme.
Tetapi hal ini merupakan titik tolak kemajuan China. China tumbuh menjadi
sebuah rakssa ekonomi, dengan pendapatan perkapita sama dengan negara-negara
Uni Eropa, dan pertumbuhan ekonomi yang diatas rata-rata. Tetapi faktor
keberhasilan ini karena, kedua tokoh tadi mempelajari kegagalan dari
kapitalisme dalam menerapkan sistem ekonomi pasar, dan hal itu diperbaiki
dengan menggunakan dogma komunisme, misalnya negara memegang kontrol penuh
terhadap kegiatan ekonomi, dan karena partai tunggal maka sedikit sekali
terjadi konflik.
Pada awal abad ke-21 Jiang Jemin dan
Zhu Rongji j mendukung China masuk kedalam WTO (World Trade Organitation) pada
tanggal 17 September 2001. Dengan China menjadi anggota WTO maka China bisa
semakin mengembangkan perekonomian, dan lebih memudahkan untuk menjual segala
hasil industrinya. China juga dapat meningkatkan pendapatan, meningkatkan
industrialisasi, meningkatkan ekspor China. Tetapi konskwensinya China harus
ikut dalam sistem perdagangan bebas. Tetapi dengan adanya PKC sebagai “”penjaga
idiologi” megakibatkan China tetap memegang tegus idiologi komunisme dan tetap
menerapkannya sebagai didiologi negara.
Jika kita melihat dari perjalanan
China dari masa ke masa, kita dapat melihat sebuah perjalanan yang tidak lah
mudah, dari awal terbentuk China mengalami serangkaian konflik dan kegagalan
sebuah kebijakan ekonomi yang justru menghancurkan negara itu. Tetapi karena
sebuah keberanian dalam mengambil kebijakan yang dianggap “bertentangan” maka
China dapat keluar dari krisis yang membelenggu selama tiga puluh tahun lebih.
Karena sistem ekonominya, China tumbuh menjadi sebuah raksasa ekonomi asia dan
menjadi negara maju di asia bahkan dunia hanya dalam kurun waktu 31 tahun
(setelah tahun 1978). Hal ini didukung karena sistem politik China yang memakai
partai tunggal sehingga mudah mengkontrol dan sedikit terjadi konflik.
Dari aspek sosial, jumlah rakyat
China yang 1,3 Milyar penduduk menguntungkan China dari segi tenaga kerja, dan
rakyat China memiliki etos kerja yang tinggi. Dari aspek Budaya, sejak ribuan
tahun yang lalu China mengenal konsep Yin dan Yang yang artinya memadukan dua
hal yang berbeda untuk kemajuan negara/kehidupan, hal ini diaplikasikan dengan
memadukan komunisme dengan kapitalis untuk kemajuan ekonomi China. Dan yang
tidak kalah penting juga China memiliki “Production Culture” yaitu budaya untuk
menciptakan, China tidak hanya menjadi “bangsa penikmat” tetapi juga berusaha
untuk menciptakan dan membuat modivikasi terhadap barang yang sudah ada. Hal
ini juga membuat China menjadi negara produsen barang elektronik yang telah
dimodivikasi. Hal ini tentunya perlu ditiru oleh semua negara agar ekonomi
maju.
Dibawah
ini adalah beberapa tabel indikator kemajuan pelaksanaan sistem ekonomi Deng
Xiaoping.
Tabel peningkatan berbagai hasil produksi
pertanian
Jenis barabg pertanian
|
1978
|
1980
|
1984
|
1987
|
Gandum
|
304,
77
|
320,
56
|
407,
31
|
402,
41
|
Kapas
|
2,
16
|
2,
07
|
6,
25
|
4,
19
|
Tumbuhan
penghasil minyak
|
5,
21
|
7,
69
|
11,
91
|
15,
25
|
Tebu
|
21,
11
|
22,
80
|
39,
51
|
46,
85
|
(Beijing Review,
7-13 Maret 1988, dalam Taniputera, 2009: 598)
Tabel peningkatan berbagai hasil industri
industri
|
1978
|
1981
|
1984
|
1987
|
Batu bara
(dalam 100
juta ton)
|
6,
18
|
6,
22
|
7,
89
|
9,20
|
Minyak mentah
(dalam 1 juta
ton)
|
104,
05
|
101,
22
|
114,
61
|
134
|
Gas alam
(dalam 100
juta m³)
|
137,
30
|
127,
40
|
124,
30
|
140,
15
|
Tenaga listrik
(dalam milyar
kwh)
|
256,
6
|
309,
3
|
377
|
496
|
Baja gulungan
(dalam juta
ton)
|
22,
08
|
26,
70
|
33,
72
|
43,
91
|
Baja (dalam
juta ton)
|
31,
78
|
35,
60
|
43,
47
|
56,
02
|
Besi (dalam
juta ton)
|
34,
79
|
34,
17
|
40,
01
|
54,
33
|
(Beijing Review, 7-13 Maret 1988, dalam
Taniputera, 2009: 599-600)
Sejak
tahun 1978, Negara cina sudah menganut system ekonomi pasar yang sesuai
dengan ciri cina (komunis). Tetapi pada tahun 1994 cina sudah mulai
mengembangkan sisstem ekonomi pasarnya menjadi system ekonomi pasar bebas,
dimana para pemilik modal memiliki kebebasan yang sangat besar untuk
mengembangkan usahanya.
Terbukti dengan
system pasar bebasnya Negara cina menjadi sebuah Negara yang sangat
diperhitungkan diseluruh dunia, dimana
China
dengan gagasan empat modernisasinya, yang dilakukan secara bertahap pada bidang
Pertanian, Industri, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Pertahanan Nasional
telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata China sebesar 9,8 persen pertahunnya.
Malah pada tahun 2007 pernah mencapai 11,4 persen yang menjadikannya negeri
dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sejak tahun 1994.
Kala
itu arah kebijakan China untuk secara konsisten menerapkan gagasan empat
modernisasinya di dalam negeri di mulai dengan membenahi aparat militer
China, melalui profesionalisasi dan spesialisasi dalam organ pemerintahan. Di
pihak lain, program yang menjadi prioritas pemerintah semacam pendidikan dan
latihan pun dilakukan seimbang dengan mengkampanyekan empat modernisasi itu
lewat media massa secara suistainable yang bertitik tolak pada output
sains dan teknologi.
Dampak yang Ditimbulkan dari Sistem Ekonomi
pasar
Efek “positif” dari ekonomi Deng
Xiaoping tentu saja tumbuh dan berkembangnya para penjaja, pedagang, pengusaha
kecil, sampai pada pengusaha besar atau pelaku usaha lainnya. Memasuki abad 21
China merupakan negara yang sangat diperhitungkan, khususnya secara ekonomi
oleh negara-negara maju. Saat ini Barang-barang kecil seperti mainan anak-anak,
perkakas pertukangan atau alat-alat rumah tangga (berharga murah dengan
kualitas baik), barang-barang elektronik, sampai industri otomotif, banyak tersebar di
beberapa negara di dunia. China juga turut meramaikan persaingan antariksa dan
energi nuklir atau uranium.
Deng Xiaobing mengatakan bahwa
menjadi kaya adalah sesuatu yang mulia, ini merupakan pertanda bahwa republik
rakyat China telah beralih pada kapitalisme. Angka-angka yang fantastis dapat
pula kita saksikan dalam data-data statistik bisnis dan ekonomi negara
tersebut. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Provinsi Guangdong saja sudah
meningkat 40 kali lipat menjadi 1604 triliun yuan pada tahun 2004 dibandingkan
249, 7 triliun pada tahun 1980. China menjadi negara pengekspor dan pengimpor
terbesar ketiga di dunia setelah Jerman dan Amerika Serikat. Kemajuan dalam
ilmu pengetahuan ditandai dengan peluncuran kendaraan antariksa berawak Shenzou
V pada oktober 2003. Ini menjadikan China sebagai negara ketiga yang
menempatkan manusia di luar angkasa (Taniputera, 2009: 616-617)
Prof Wu membagai Prinsip gradulialism yang
diterapkan Cina ke dalam tiga tahap perkembangan strategi perekonomian:
1.
Desentralisasi Administrasi (Administrative
Decentralization) : 1958-1978
Semenjak jatuhnya pemerintahan Nasionalis,
pemimpin Cina di bawah kepemimpinan Mao Zedong
menetapkan bahwa ekonomi terpimpin merupakan pilihan bagi negeri komunis
sosialis Cina seperti digariskan dalam On
the Ten Major Relationship yang sejalan dengan gerakan Great
Leap Forward. Ide dari Mao adalah mendelegasikan kekuasaan kepada
pemerintah dan membagi keuntungan dengan unit-unit ekonomi, pekerja individual
dan pemerintah lokal. Namun, desentralisasi administrasi tidak menghasilkan
ekonomi yang berkembang bahkan menciptakan kekacauan dan stagnansi sebab setiap
unit dan daerah berebutan menggali sumber daya dan memalsukan data dan laporan
agar sesuai dengan keinginan pusat.
2.
Incremental
Reform: 1979-1994
Awalnya, incremental reform dipengaruhi oleh reformasi yang terjadi di
Yugoslavia dan Romania yang terpusat pada BUMN atau state-owned enterprises (SOEs). Seiring waktu ditemukan kendala
besar dalam melakukan reformasi sesuai arah yang diinginkan karena tanpa
persaingan pasar dan sistem harga, kinerja SOEs tidak mampu menopang
pertumbuhan ekonomi. Menyadari kelemahan ini, Cina mulai mengubah arah
reformasi dari inside the system
(reformasi SOEs) ke outside the system,
yakni mendorong pertumbuhan SOEs dan swasta (non-state enterprises), menetapkan sistem kontrak dalam produksi
agrikulutural, serta , membuka hubungan ekonomi dengan luar melalui penciptaan
zona ekonomi khusus (special economic
zones) yang membuka diri terhadap dunia luar (ekonomi pasar) sehingga
dikenalkan istilah dual track system.
Meskipun pada tahap ini Cina mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dual track system pergerakan SOEs tidak
mampu mengimbangi laju pertumbuhan swasta sehingga menimbulkan kondisi keuangan
yang memburuk.
3.
Overall advance:
1994 – sekarang
Pada tahapan ini pemerintah Cina bertekad
bahwa reformasi harus dilakukan pada
semua lini. Dalam keputusan yang dihasilkan 3rd
Plenary Session of the Congress memutuskan untuk menciptakan blueprint untuk reformasi sektor
pertanian, dunia usaha, perusahaan atau korporat, finansial dan keuangan,
jaminan sosial serta hubungan luar negeri dan pembenahan kondisi makro-ekonomi.
Pembukaan diri Cina yang pada awalnya hanya berlaku di special specific zones membuktikan bahwa kawasan tersebut telah
berlaku ekonomi pasar dan terbukti bahwa kawasan tersebut mengalami kemajuan
jauh lebih pesat dibanding kawasan lain. Tuntutan untuk menganut sistem ekonomi
pasar mulai dibahas oleh pemerintah yang pada akhirnya mendorong reformasi di
setiap sektor.
Prof
Wu lebih jauh menguraikan bahwa ekonomi terpimpin tidak mampu mengumpulkan dan
memproses banyaknya informasi yang relevan terhadap alokasi sumber daya yang
tidak efisien dalam dunia ekonomi yang semakin kompleks. Pemetaan informasi
akan sumber daya yang dimiliki sulit dilakukan oleh ekonomi terpimpin.
Berdasarkan perkembangan sejumlah langkah reformasi yang telah dipaparkan dalam
bab pertama, Prof Wu selanjutnya mengemukakan visinya tentang terciptanya
ekonomi berkeadilan yang ingin dicapai oleh Cina sehingga terwujud civic society dan social justice. Mengembangkan ekonomi pasar bebas merupakan sistem
yang harus dikembangkan dengan melakukan desentralisme mekanisme pasar di mana
setiap entitas ekonomi mampu memetakan alokasi sumber daya secara efisien dan
adil. Sebuah framework yang stabil, kredibel dan adil bagi terciptanya
mekanisme pasar merupakan suatu keharusan. Atau dengan kata lain UU, peraturan
dan kebebasan harus ditegakkan demi tercapainya ekonomi yang berkeadilan.
D.
Sistem Pemerintahan Republik Rakyat
Cina
Cina dengan nama lengkap
Republik Rakyat Cina (people’s Republic of Cina) merupakan negara terbesar di
daratan Asia yang masih bertahan dengan sistem komunis. Dalam bidang politik,
Cina menerapkan sistem komunis dengan kontrol yang ketat terhadap warganya.
Dalam bidang ekonomi, Cina menerapkan sistem ekonomi pasar. Produk-produk Cina
sekarang ini banyak membanjiri pasaran dunia.
Pkok-pokok sistem
pemerintahan di Cina
a. Bentuk Negara adalah kesatuan yang terdiri
atas 23 provinsi.
b. Bentuk pemerintah adalah revublik dengan
sistem demokrasi komunis.
c. Kepala negara adalah presiden, sedangkan
kepala pemerintahan adalah perdana menteri.
Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan 5 tahun (biasanya merangkap sebagai Ketua Partai). Sedangkan untuk jabatan Perdana menteri (Sekretaris Jenderal Partai) diusulkan oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat Nasional
Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan 5 tahun (biasanya merangkap sebagai Ketua Partai). Sedangkan untuk jabatan Perdana menteri (Sekretaris Jenderal Partai) diusulkan oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat Nasional
d. Menggunakan sistem unikameral, yaitu Kongres
Rakyat Nasional (National People’s Congress or Quanguo Renmin Daibiao Dahui)
dengan jumlah 2.979 orang. Anggotanya merupakan perwakilan dari wilayah, daerah,
kota dan provinsi untuk masa jabatan 5 tahun. Badan ini memiliki kekuasaan
penting di Cina dengan anggotanya dari orang-orang partai komunis.
e. Lembaga negara tertinggi adalah Konggres
Rakyat Nasional yang bertindak sebagai badan legislatif (biasanya didominasi
oleh partai komunis Cina)
f. Kekuasaan yudikatif (Badan kehakiman) terdiri atas
Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts dan Special Peoples Courts.
Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat di
bawah pimpinan Mahkamah Agung Cina.
E.
Sistem Politik Cina
Republik Rakyal Cina
berdiri tahun 1949 setelah menumbangkan dinasti Cing yang berusia ratusan
tahun. Tetapi barusan secara konstitusi cina ditetapkan dalam congress rakyat
nasional, yang menyebutkan antra lain bahwa demokrasi rakyat di pimpin oleh
kelas pekerja dalam hal ini dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti
kepemimpinan pemerintah.
Dalam kuasa eksekutif, jabatan kepala negara dihapuskan
maka orang pertama dalam kepemimpinan Partai Komunis Cina yang menggantikan
jabatan ini yaitu ketua Partai itu sendiri, sedangkan Sekretaris Jenderal
partai merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi setingkat Perdana
Menteri. Kekuasaan legislatif dipegang oleh kongres rakyat nasional-yang didominasi oleh Partai Komunis Cina. Kekuasaan
yudikatif dijalankan secara bertingkat oleh pengadilan rakyat dibawah pimpinan
Mahkamah Agung Cina. Pengadilan rakyat bertanggung jawab kepada kongres rakyat
di setiap tingkatan, namun karena perwakilan rakyat tersebut didominasi oleh
Partai Komunis Cina maka demokrasi masih sulit terwujud meskipun usaha
perubahan dilakukan terus-menerus dalam reformasi yang dicanangkan dalam rangka
menghadapi era globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar